Diduga Kalah Saing, GS Supermarket Tutup Seluruh Gerai pada Mei 2025

Header Menu


Diduga Kalah Saing, GS Supermarket Tutup Seluruh Gerai pada Mei 2025

Admin
Sabtu, 04 Januari 2025

Perusahaan ritel asal Korea, GS Supermarket akan menutup semua gerai cabangnya di Indonesia per bulan Mei 2025. Ritel yang membuka gerai pertamanya pada 7 Oktober 2016 tersebut hanya akan beroperasi hingga 31 Mei 2025.

Hal ini diketahui dari unggahan akun Instagram resmi GS Supermarket yang mengumumkan agar pelanggan segera menukarkan poin yang dimiliki menjadi potongan belanja sebelum 31 Mei 2025. Sebab, setelah 31 Mei, poin tersebut akan hangus.

"Segera gunakan poin kamu sebagai potongan belanja di toko kami sebelum tanggal 31 Mei 2025. Poin akan hangus/hilang setelah tanggal 31 Mei 2025. Yuk belanja sekarang ke GS The Fresh," tulis unggahan GS Supermarket.

Ketua Umum Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan maraknya penutupan gerai ritel di tanah air disebabkan persaingan yang ketat. Ditambah lagi, biaya operasional yang tinggi juga menjadi salah satu pertimbangan perusahaan ritel membuka gerainya di Indonesia.

  • Pengusaha: Pembangunan Supermarket di IKN Bergantung Jumlah Penduduk
  • Hero Supermarket Akan Ganti Nama, Fokus Investasi ke Guardian dan IKEA
  • Stok Langka, Bulog Gelontorkan Pasokan Beras SPHP ke Supermarket

“Mungkin costing-nya besar. Misalnya tokonya cuma 10 unit. Tidak bisa bersaing sama tokonya yang banyak,” kata Budihardjo di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (6/5).

Menurutnya, tren penutupan gerai juga imbas dari perang dagang AS-Cina yang mengakibatkan tutupnya industri ritel, termasuk di dunia. Untuk itu, dia meminta agar pemerintah memberikan kemudahan izin berusaha agar industri ritel bisa lebih leluasa berekspansi.

“Itu efek dari perang dagang, itu pasti lagi lesu seluruh dunia. Kita cuma minta pemerintah mempermudah izin-izin berusaha, mempermurah pajak-pajak, berikan BLT [bantuan langsung tunai], itu akan menyelamatkan,” jelasnya.

Untuk itu, Hippindo meminta pemerintah mencabut kebijakan efisiensi anggaran agar ekonomi Indonesia dapat bergairah kembali. Dia menilai pencabutan kebijakan itu dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

“Kami ini industri padat karya karena tokonya offline, enggak online,” kata Budihardjo.

Harapannya, pemerintah kembali membuat berbagai acara. "Peretail senang kalau ada event. Banyak orang nanti makan dan minum, meramaikan retail," ucapnya.

Badan Pusat Statistik melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2025 hanya mencapai 4.87%. Angka ini melambat dibandingkan kuartal I 2025 yang mencapai 5,11% dan jauh dari target pemerintah tahun ini di 5,2%.

Salah satu penyumbang terbesar perlambatan ekonomi tersebut adalah konsumsi rumah tangga yang melambat. BPS mencatat konsumsi ini hanya tumbuh 4,89% meskipun pada triwulan pertama 2025 ada momen Ramadan dan Idulfitri.

Meski demikian, Budihardjo memproyeksi bisnis ritel di Tanah Air akan tetap positif di tengah maraknya toko ritel yang berguguran. Sebab, Indonesia memiliki populasi penduduk yang mencapai 270 juta jiwa.